Jabal Rahma
Jabal Rahmah, sebuah bukit tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Siti Hawa setelah berpisah ratusan tahun, usai diturunkan ke bumi dari surga karena memakan buah terlarang, khuldi. Padahal Allah telah melarang mereka, akan tetapi setan terus menggoda. Begitu riwayat tertulis dalam kitab suci Alquran.
Di puncak Jabal Rahmah, kini telah dibangun monumen dari beton yang tingginya mencapai delapan meter, lebar sekitar 1,8 meter. Dibangun juga sebanyak 168 anak tangga untuk memudahkan mendaki ke puncak.
Sesuai namanya, Jabal berarti bukit, sementara Rahmah adalah kasih sayang. Bukit itu terletak persis di tepi Padang Arafah, pinggiran timur Kota Makkah. Bukit Kasih Sayang, demikian biasa orang menyebutnya, menjadi saksi 3 peristiwa penting bagi peradaban Islam.
Tiga peristiwa penting itu sebagai berikut, dikutip dari beberapa sumber:
1. Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa
Nabi Adam dan Siti Hawa kembali berjumpa, yang membawa berkah kepada seluruh umat manusia. Menurutnya, manusia selayaknya bersyukur atas upaya Nabi Adam dengan kesadarannya memohon kepada Allah SWT mengaku dirinya melakukan kedzoliman terhadap dirinya sendiri.
"Nabi Adam pernah berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi.”
2. Mimpi Nabi Ibrahim
Di balik perintah berqurban, ada sebuah kisah Nabi Ibrahim As yang membuktikan kegelisahaan Nabi Ibrahim As. Beliau beberapa kali bermimpi sebelumnya menyembelih anaknya Nabi Ismail As. Mimpi ataukah godaan, sadar atau tidaknya tentang mimpi itu, dipercaya terjadi di Jabal Rahmah.
Kemudian Nabi Ibrahim digoda setan di Jamarat, yang kini menjadi tempat pelemparan batu saat melempar jumroh pada pelaksanaan rukun haji.
3. Wahyu Terakhir
Di Jabal Rahmah, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan dakwah yang menjelaskan kesempurnaan agama. Kabar tersebut disambut gembira oleh kaum muslimin. Namun tidak dengan Umar bin Khattab dan Sayyidina Abu Bakar. Keduanya justru menangis, karena berfirasat akan ditinggalkan oleh Rasulullah.